PERAWATAN
KOLOSTOMI
A.
Pengertian Tindakan
Penyakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses
secara normal dari rektum. Hal ini menimbulkan suatu kebutuhan untuk membentuk
suatu lubang (stoma) buatan yang permanen atau sementara. Lubang yang dibuat
melalui upaya bedah (ostomi) dibentuk di ileum (ileostomi) atau di kolon
(kolostomi). Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum
klien. Ada tiga jenis bentuk kolostomi, yaitu:
1.
Loop colostomy
Biasanya
dilakukan dalam keadaan darurat
2.
End colostomy
Terdiri
dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan bagian distal saluran
pencernaan. End colostomy adalah hasil pengobatan bedah kanker
kolorektal.
3.
Double colostomy
Double-Barrel colostomy terdiri
dari dua stoma yang berbeda stoma bagian proksimal dan stoma bagian distal
(Perry & Potter, 2005).
Ini juga menentukan konsistensi feses, ostomi yang sering mengeluarkan
feses cair (ileostomi) menyebabkan diperlukan perawatan ekstra, seperti
pergantian kantung. Kantung ostomi digunakan untuk mengumpulkan feses. Sistem
kantung yang efektif melindungi kulit, menampung materi feses, bebas dari bau
yang tidak sedap, dan memberikan rasa nyaman serta tidak menarik perhatian
orang. Peran perawat selain menjaga kondisi kantung ostomi, juga
mempertimbangkan lokasi ostomi, ukuran, tipe dan jumlah keluaran stoma,
aktivitas fisik klien, keinginan pribadi klien, usia, dan keterampilan klien,
serta biaya peralatan (Potter & Perry, 2005).
Kantung harus dikosongkan, dicuci, dan jika sistem ostomi dua-buah kantung digunakan,
kantung tersebut harus diganti sepanjang hari. Perawatan kulit juga penting
untuk mencegah kulit terpapar pada feses yang dapat membuat iritasi. Untuk
kolostomi di kolon sigmoid atau transversal, pengosongan kantung lebih jarang
(Potter & Perry, 2005).
B.
Jenis kolostomi
berdasarkan lokasinya
Jenis kolostomi
berdasarkan lokasinya; transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon
transversum, sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid, kolostomi desenden yaitu
kolostomi di kolon desenden dan kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden
(Suriadi, 2006) .
C. Indikasi Kolostomi
1.
Atresia Ani
Penyakit atresia
ani adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm
mengakibatkan pembuatan lubang anus yang tidak berhubungan langsung dengan
rektum (Purwanto, 2001). Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal
sebagai anus imperforate meliputi anus, rektum atau keduanya (Betz, 2002).
Menurut Suriadi (2006), Atresi ani atau imperforata anus adalah tidak komplit
perkembangan embrionik pada distal usus (anus) tertutupnya anus secara
abnormal.
2.
Hirschprung
Penyakit
Hirschprung atau megakolon aganglionik bawaan disebabkan oleh kelainan inervasi
usus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan
panjang usus yang bervariasi (Nelson, 2000). Penyakit Hischprung disebut juga
kongenital aganglionosis atau megacolon yaitu tidak adanya sel ganglion dalam
rectum dan sebagian tidak ada dalam colon (Suriadi, 2006)
3.
Malforasi Anorektum
Istilah
Malforasi Anorektum merujuk pada suatu spektrum cacat. Perhatian utama
ditujukan pada pengendalian usus selanjutnya, fungsi seksual dan saluran
kencing. Beberapa kelainan yang memerlukan pembedahan kolostomi adalah:
a.
Fistula
Rektovesika
Pada penderita Fistula
Rektovesika, rektum berhubungan dengan saluran kencing pada setinggi leher
vesika urinaria. Mekanisme sfingter sering berkembang sangat jelek. Sakrum
sering tidak terbentuk atau sering kali tidak ada. Perineum tampak datar. Cacat
ini mewakili 10% dari seluruh penderita laki-laki dengan cacat ini. Prognosis
fungsi ususnya biasanya jelek. Kolostomi diharuskan selama masa neonatus yang
disertai dengan operasi perbaikan korektif (Nelson, 2000).
b.
Fistula
Rektouretra
Pada kasus Fistula
Rektouretra, rektum berhubungan dengan bagian bawah uretra atau bagian atas
uretra. Mereka yang mempunyai Fistula Rektoprostatik mengalami perkembangan
sakrum yang jelek dan sering perineumnya datar. Penderita ini mengalami
kolostomi protektif selama masa neonatus. Fistula Rektouretra merupakan cacat
anorektum yang paling sering pada penderita laki-laki ( Nelson, 2000).
c.
Atresia Rektum
Atresia Rektum adalah cacat
yang jarang terjadi, hanya 1% dari anomali anorektum. Tanda yang unik pada
cacat ini adalah bahwa penderita mempunyai kanal anus dan anus yang normal (Nelson,
2000).
d.
Fistula
Vestibular
Fistula Vestibular adalah
cacat yang paling sering ditemukan pada perempuan. Kolostomi proteksi
diperlukan sebelum dilakukan operasi koreksi, walaupun kolostomi ini tidak
perlu dilakukan sebagai suatu tindakan darurat karena fistulanya sering cukup
kompeten untuk dekompresi saluran cerna ( Nelson, 2000).
e.
Kloaka Persisten
Pada kasus Kloaka Persisten,
rektum, vagina, dan saluran kencing bertemu dan menyatu dalam satu saluran
bersama. Perineum mempunyai satu lubang yang terletak sedikit di belakang
klitoris. Kolostomi pengalihan terindikasi pada saat lahir, lagipula penderita
yang menderita kloaka mengalami keadaan darurat urologi, karena sekitar 90%
diserai dengan cacat urologi. Sebelum kolostomi, diagnosis urologi harus
ditegakkan untuk mengosongkan saluran kencing, jika perlu pada saat yang bersamaan
dilakukan kolostomi (Nelson, 2000).
D. Komplikasi Kolostomi
Insidens
komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan
pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma, perforasi,
retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi
anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah.
Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan,
peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner
dan Suddarth, 2000).
E. Perawatan Kolostomi
Fungsi kolostomi akan mulai
tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 6 pascaoperatif. Perawat menangani
kolostomi sampai pasien dapat mengambil alih perawatan ini. Perawatan kulit
harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan
melaksanakan irigasi.
Menurut Brunner dan suddarth
(2000), ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menangani kolostomi, antara
lain;
1.
Perawatan Kulit
Rabas efluen akan
bervariasi sesuai dengan tipe ostomi. Pada kolostomi transversal, terdapat
feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada kolostomi desenden atau
kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit. Pasien
dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut
menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar stoma,
dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase. Kulit dibersihkan dengan
perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta lembut. Adanya
kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun bertindak sebagai agen abrasif ringan
untuk mengangkat residu enzim dari tetesan fekal. Selama kulit dibersihkan,
kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma.
2.
Memasang Kantung
Stoma diukur untuk
menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus sekitar 0,3 cm lebih
besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu. Barier kulit peristoma
dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas perekat dan
menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak
stomahesive sebelum kantung dilekatkan.
3.
Mengangkat Alat
Drainase
Alat drainase diganti
bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat bagian sehingga berat
isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan keluar
isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang nyaman dan dengan
perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil menarik kantung
ke atas dan menjauh dari stoma. Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan
mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.
4.
Mengirigasi
Kolostomi
Tujuan pengirigasian
kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses. Sehingga
pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut terjadi
drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit
gas dan retensi cairan pengirigasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar